Jika Masyarakat masih berpikir pada dedam, ini akan musibah, akan terjadi buat bangsa ini, kita harus bagai mana masyarakat merasa aman
Meulaboh, postbanten.net
Masyarakat pada kaget bahwa ada baju uang bertuliskan PKI, PKI mulai mencoba meracun anak-anak bagsa dengan cinta pada kekerasan. belum lama ini.
“Jika Masyarakat masih berpikir pada dedam, ini akan musibah, akan terjadi buat bangsa ini, kita harus bagai mana masyarakat merasa aman mencari rezeki, dan menyesejahterakan rakyat.
Tidak perlu cinta pada PKI”, kata Ust. H. Jajang Heriyanto, S.Ag, M.Pd.
Menurut Ust. H. Jajang Heriyanto, S.Ag, M.Pd. kami juga berharap pada Komando Distrik Militer 0116 Nagan Raya mengamankan delapan kaus ukuran anak-anak berlogo tulisan
Kata Datuk (59) mengatakan Ini perlu ada, ada jalan keluarnya, PKI Juga Putra Bangsa, yang Non PKI juga Anak Bangsa, “ya kalau sudah, sudah saja.
Jangan di ungkit lagi tidak, yang kita perangi adanak yang merusak kebidihan dan kekerasan terhadap anak bangsa”, jelas Datuk.
“Tidak perlu adanya cinta “I Love to PKI” dari sebuah swalayan di Lueng Baro, Kecamatan Suka Makmue, Kabupaten Nagan Raya, Aceh”, kata Datuk.
“Kemarin sore kami telah menerima laporan dari warga yang menemukan baju kaus di belakangnya bertuliskan ‘I Love to PKI’ di sebuah swalayan,” kata Dandim Nagan Raya Letkol Kav Moch Wahyudi, Selasa (23/5/2017).
Menurut Wahyudi, peredaran kaus anak-anak bertuliskan “I Love to PKI” itu awalnya terungkap oleh salah satu warga Nagan Raya saat memilih baju untuk anaknya di swalayan.
Kemudian setelah membelinya, warga tersebut menyerahkan kaus itu ke markas Kodim 0116 Nagan Raya secara sukarela.
“Setelah dibeli, warga secara sukarela menyerahkan kaus itu ke Kodim untuk kami amankan,” katanya. dikutip kompas.com
Sementara itu, pemilik swalayan, lanjut Wahyudi, mengaku memesan baju anak-anak tersebut dari Jakarta sebanyak 18 buah yang dikirim dengan menggunakan paket.
“Baju itu dipesan dari Jakarta sebanyak 18 buah, tetapi 10 kaus sudah terjual. Kepada warga yang telah membeli kami imbau untuk menyerahkannya kembali secara sukarela,” tuturnya.
Menurut Wahyudi, dari merk yang tertera di kerah, diduga kaus itu berasal dari luar negeri.
taerudin/postb