AKTIVIS SELAMET GINTING, UNTUK CALON GUBENUR DKI HARUS MELIPUTI IA SEKELAS APA.
Jakarta, postbanten.net
Dalam jangka panjang atau pendek berpolitik ada beberapa unsur yang harus di cermati, senin (02/09)
Karena, yang di amati, politik beberapa vigur, tokoh, dan pembuktian yang telah tetuji.
Bukan sebelumnya, orang perna ikut politik gagal dalam pencaloban beberapa kali tidak menang itu jaga termasuk di hitungkan di masyarakat.
“Mari kita cermati, dari sisi mana kita angkat, karena itu ketentuan itu harus ada pada calon tersebut”, tuturnya Dr. Marissa Anggraini.
Menurut Marissa, politik bisa saja ia ambil dari kalangan mana saja.
Tetapi, ia memenui syarat yang ketiga pigur itu.
Kata Marissa, karena Jakarta ini sudah komplit dalam berpikirnya, semua cara dan ketegasan pada berbicara ia masih hitungan pula.
Bagai mana, dengan Putra daerah bisa menjadi calon Daerah maju politik di Tingkat Jakarta?.
Kecuali ia, sudah menjabat Gubenur seperti hal Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, itu kemungkin bisa ikut ke jakarta.
Menurut informasi, bahwa banyak pihak yang menilai peluang pasangan Pramono Anung-Rano Karno menang di Pilgub Jakarta relatif kecil.
Pengamat Politik dari Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting misalnya, menyebut paslon PDIP itu akan sulit meraih kemenangan.
Pasalnya, tingkat keterkenalan dari Pramono selaku calon gubernur masih sangat kecil di Jakarta.
Ia kemudian menyamakan dengan pasangan yang diusung PDIP di Jawa Barat.
Karena di mana partai besutan Megawati Soekarnoputri itu mencalonkan duet kader mereka yakni Bupati Pangandaran dua periode Jeje Wiradinata dan Ronal Surapradja.
“Dalam Pilkada Jakarta dan Jawa Barat, figur yang ditampilkan PDIP itu tidak cukup dikenal oleh publik berbeda dengan Anies Baswedan,
Dalam politik yang dari sisi keterkenalannya itu sampai 90 persen secara nasional,” ujar Ginting, Minggu (1/9/2024).
Menurutnya, dalam kontestasi pilkada, faktor yang menentukan atau dominan dan determinanya adalah figur, dengan ketokohannya.
( Indro / deri)