Seorang Siswi di Bekasi, meninggal tragis.
Jakarta, postbanten.net
Jika punya anak perempuan sudah umur 10 ke atas, janganlah seorang ibu dan ayah memarainnya, ia cepat mengisimpulkan, senin (02/09).
Tragis seorang anak masih duduk di kelas 9 SLTP meninggal dengan sampai menuliskan surat yang berisi, karena tak mau menyusaiin ibunya kejadian di Lemah Abang, Jalan Raya Lemah Abang Blok Lemah Abang No.4, Simpangan, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
Karena anak perempuan cepat berpikir dan tarauma jika ia dimarain.
Seorang Siswi di Bekasi, meninggal tragis.
Marilah kita jaga anak kita dari bahaya, baik dari kekerasan dan sekeliling kita.
“Kami berharap pada orang tua dan keluarga, agar mendidik anak bukan saja memberikan makan dan minum, tetapi pendidikan dan kasi sayang”, Dr. Hj. Marissa Nuasi, M.Pd, M.Si seorang dosen di Jakarta.
Menurut Marissa, bahwa anak di bawa umur 18 tahun kebawa riskan sekali, bahaya.
Seperti cerita anak ini yang mengakhiri hidupnya bunuh diri.
Kemungkinan ia ada tekanan batin dalam hidupnya ia tak bahagia.
“Dalam surat wasiat tersebut korban memperkenalkan dirinya bernama Putriyan”, katanya.
Menurut Ia juga mengungkap tempat tinggalnya berasal.
Diduga surat wasiat tersebut ditujukkan untuk ibunya.
“Saya neng Putriyan, saya tinggal di deket pom bensin Al- Barkah Urip Sumoh, tolong siapapun yang temui surat ini, tolong sampaikanSumoh”, tuturnya perkataan.
Kata berulang-ulang tolong siapa pun yang temui surat ini, tolong sampaikan kepada ibu saya (Mulya),” tulis dalam isi surat wasiatnya tersebut.
Ia mengaku tinggal tak jauh dari lokasi kejadian di Stasiun Lemahabang.
Lalu, ia mengaku nekat mengakhiri hidup karena tidak ingin menjadi beban bagi ibunya.
Padahal P yang masih berumur 15 tahun itu masih menjadi tanggung jawab bagi ibunya.Namun tak diketahui secara pasti mengapa anak perempuan berusia 15 tahun itu menyinggung hal tersebut.
Lalu, P berpesan agar dimakamkan di samping kuburan ayahnya.
“Benar, memang anak umur 15 tahun jika di maraihin ia akan berpikir lebih jauh dari pria”, katanya Darwis warga setempat.
Kata Darwis, bahwa dalam kondisi sekarang marilah kita cintai keluarga, dan tak ada gunanya penyelesaian masalah dengan kekerasan terhadap anak-anak.
“Kalau sudah terjadi seperti ini tinggal penyelesaian saja”, tuturnya.
(feri / henri)