Jakarta, postbanten
Masyarakat tentang LPG, juga belum tuntas, sekarang berali ke DME, untuk usaha tidak ada masalah, untuk di keperluan rumah tanggal ini akan menambah cost bertambah pula. Para pengamat ekonomi, mengatakan untuk kepentingan industri tidak ada masalah, kalau untuk Rumah Tangga ini akan repot urusan.
Sah-sah saja untuk inveatasi tentang pengelolaan DME, karena banyak perusahaan industri mengunakan Gas. Jika ini untuk Ruamah Tinggal (RT) ini terlalu mewah. hal ini untuk penambahan cost, akan bertambah bingung masyarakat. Sedangkan LPG, belum tuntas, tambah baru lagi, bagaimana dengan daerah yang juga jauh dari jangkauan LPG dan DME.
“Dengan ini, kita akan perlahan kurangi impor LPG kita dan kita gantikan dengan DME. Ini harganya lebih murah juga. jadi substitusi impor dapat, kedaulatan energi perlahan bisa kita dorong, kemudian, neraca perdagangan bisa kita jaga. Dan tentu tentu ini akan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan dan nilai tambah,” ujarnya.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menilai kepercayaan investor Uni Emirat Arab (UEA) semakin membaik seiring dengan berhasil diraihnya komitmen investasi sebesar 44,6 miliar dolar AS atau setara Rp642,2 triliun (kurs Rp14.400 per dolar AS) dari kunjungan ke negara tersebut.
“Khusus Uni Emirat Arab, kita punya komitmen total investasi yang sudah kita teken sebesar 44,6 miliar dolar AS. Ini bukan angka kaleng kerupuk,” katanya dalam konferensi pers daring di Jakarta, Kamis.
Bahlil mengungkapkan komitmen investasi tersebut juga termasuk sebesar 18 miliar dolar AS investasi yang akan ditangani Indonesia Investment Authority (INA atau Lembaga Pengelola Investasi/LPI).
Ada pun sejumlah sektor yang dibidik dalam komitmen investasi secara keseluruhan meliputi proyek infrastruktur, pertanian, alat kesehatan, data center, hilirisasi pertambangan hingga energi baru terbarukan (EBT).
netty/henry/postb/ant