mgid.com, 663616, DIRECT, d4c29acad76ce94f IFRAME SYNC
mgid.com, 663616, DIRECT, d4c29acad76ce94f

Gebrakan Kades Kulyubi Perduli Masyarakat / Nelayan Normalisasi Muara sungai Suryabahari


Tangerang, Postbanten

SUKAWALI-selasa (14/12/2021) sukawali -“amang” turut beraksi, lantas serta pegang peranan seiring adanya gebrakan kulyubi pasca pelantikan nya, memegang tongkat kepemimpinan di desa yang mayoritas nelayan ikan (suryabahari).

Pemilik restoran “IKAN BAKAR” dan puluhan pintu kontrakan (kios) di jalan raya kramat-cituis pakuhaji kabupaten tangerang-banten ini,
Tampak terlihat turun langsung mengontrol dan memandu serta memberi arahan kepada pelaksana lapangan, berikut operator alat berat excavator (beko) mandor wasmin mendampingi amang selaku kades nya untuk mendengar perintah sebagai bawahan-nya untuk mengatur dalam proses pengerjaan normalisasi pengerukan pada dasar sungai yang di huni berbagai bentuk material,sampah dan lumpur yang menggunung, hingga siedemintasi kedangkalan sungai, tak pelak membuat kapal perahu nelayan kandas dibuat nya, dan menngalami kesulitan dalam kegiatan nya sehari-hari.

Betapa tidak,ketika awak media menemukan adanya sungai yang hanya terlihat memiliki kedalaman yang cuma sekitar kurang-lebih 1,5/meter itu membuat kandas perahu nelayan, ini sungguh sudah tidak lagi sesuai fungsinya, dan ironis nya warga mengatakan ini sudah berlangsung sangat lama sekali, ada kesan pembiaran oleh pemdes sebelumnya. Begitu ungkap mandor wisman dan beberapa warga di kedua desa tersebut yang enggan di sebut nama nya.

Belum lagi banyak nya onggokan bangkai kapal-kapal tradisionil milik para “nelayan” yang sudah tidak lagi dapat berlayar di karenakan sudah mengalami kerusakan, sehinggga hanya di diamkan sehingga menjadi penyumbang adanya penyumbatan hilir mudik nya perahu nelayan.

“Kami prioritaskan mana yang lebih perlu, yang harus dahulukan, sedangkan program pemdes sich sebener nya banyak, apalagi ini sudah terlalu lama kali dangkal, para nelayan sudah menunggu-nunggu di keruk (normalisasi), karena terakhir sekitar 3,5/thn yang lalu di keruk itupun dengan biaya swadaya/patungan dan baru kali ini ketemu lagi” begitu tambah saat ditemui wartawan.

Taerudin/red Postbant

Berita Terkait

Top
.
mgid.com, 663616, DIRECT, d4c29acad76ce94f