TERDAPAT 3 FASE SEBAGAI KONSEKWENSI KETIKA SUATU KESALAHAN ITU TERLANJUR DILAKUKAN
postbanten.net
DEPOK – Melakukan kesalahan atau melukai hubungan baik kepada sahabat atau pasangan hidup dan keluarga tanpa disadari telah banyak kita lakukan, sulitnya mengingat kesalahan demi kesalahan itu akibat bobot kesalahan yang dilakukan bervariasi sifatnya, Hal yang sama pun bisa dilakukan oleh orang lain atau pasangan Anda. Masalah kecil atau besar ini dapat terakumulasi sepanjang waktu untuk membentuk batasan emosional sosial diantara keduanya.
Karena itu, jika seseorang telah lama mengabaikan kesalahan dan sekarang menemukan bahwa hubungannya tidak lagi harmonis atau menjadi renggang, maka lebih baik untuk meminta maaf atas kesalahannya. Menjadi egois tidak hanya akan merusak hubungan dan meminta maaf atas kesalahan kita tidak akan membuat kita lebih rendah. Bahkan, itu akan menyelamatkan hubungan dan akan membuat kita lebih bahagia.
Dalam peribahasa, “Tak ada gading yang tak retak”. Kata ini memiliki makna yang sangat dalam dan menyentuh sampai ke dalam sanubari yang mencermatinya, sebab kata itu sangat menyentuh dan mampu menghadirkan pencerahan untuk meruntuhkan harapan manusia pada kesempurnaan / perfectionism dihamparam dunia yang fana ini, banyak manusia terjebak dalam hasrat yang serba mau sempurna dan obsesi berlebihan yang berujung pada derita nestapa yang dialaminya.
Perselisihan antara pribadi dengan perseorangan atau kelompok memang selalu terjadi. Zaman teknologi yang serba internet ini juga ikut menyumbang kekeliruan dan salah pengertian pun menjadi semakin mudah. Walau sisi lain diakui bahwa teknologi membantu mempermudah komunikasi. Namun banyak pula yang tanpa sadar malah menjadikannya tempat untuk melakukan kesalahan dengan mereka yang bahkan belum dikenal secara baik dan hanya sebatas nama saja dalam komunitas media sosial tersebut.
Dengan atau tanpa penyelesaian melalui tatap muka memang menjadi sesuatu pilihan atau cara, namun hal yang sangat penting dalam konteks memulihkan hubungan yang terlanjur retak, adalah bagaimana memulai untuk menyelesaikannya serta menarik kemauan para pihak untuk mengembalikan keadaan sebagaimana kondisi sebelum terjadi kesalahan itu bisa diupayakan.
Perselisihan antara pribadi dengan perseorangan atau kelompok memang selalu terjadi. Zaman teknologi yang serba internet ini juga ikut menyumbang kekeliruan dan salah pengertian pun menjadi semakin mudah. Walau sisi lain diakui bahwa teknologi membantu mempermudah komunikasi. Namun banyak pula yang tanpa sadar malah menjadikannya tempat untuk melakukan kesalahan dengan mereka yang bahkan belum dikenal secara baik dan hanya sebatas nama saja dalam komunitas media sosial tersebut.
Dengan atau tanpa penyelesaian melalui tatap muka menjadi sesuatu yang sangat penting dalam konteks memulihkan hubungan yang terlanjur retak, serta memulai untuk mengembalikan keadaan sebagaimana kondisi sebelum terjadi kesalahan itu bisa diupayakan. Apalagi terhadap mereka yang kita kenal secara baik dan memiliki rekam jejak selaku kawan atau keluarga, tentu hal itu menjadi penting. sebab terdapat 3 fase pemulihan hubungan yang tidak dapat serta merta begitu saja terselesaikan, diantaranya sebagai berikut :
Fase 1 : Memaafkan
Memaafkan adalah kondisi dimana kita harus berhenti menceritakan secara berulang baik pada diri sendiri ataupun kepada orang lain, mengenai apa yang terjadi, apa yang dilakukan orang lain terhadap kita ataupun sebaliknya. Bagaimana kita dan lawan kita yang terluka, dan hal-hal yang menimbulkan dampak baru paska pemulihan itu dilakukan. Kita mengikhlaskan apa yang telah terjadi dan tidak terpengaruh dengan masa waktu lalu atau kedepan nanti. Namun fase ini baru sekedar saling bermaafan ya saja.
Fase 2 : Mengampuni
Jujur dalam hal pengembalian barang yang menjadi milik orang lain yang bukan hak kita, juga bagian yang penting pada fase pemulihan ini, sebab hal itu mencerminkan sikap Tanggung jawab dan sportifitas pada kekeliruan yang kita lakukan, namun lain hal jika kita memperoleh ampunan dari orang yang mengikhlaskan diri untuk tidak menarik haknya kembali atas kerugian yang kita lakukan. Tentu hal ini menjadi titik penyelesaian permasalahan pemulihan hubungan tersebut.
Fase 3 : Berkasih Sayang
Setelah fase 1 dan fase 2 dilakukan, maka masih terdapat fase satu lagi yang tidak kalah pentingnya, yaitu mengembalikan hubungan yang seolah-olah belum pernah terjadi keretakan, sebab walau fase 1 dan fase 2 telah dijalani, biasanya masih sering terjadi sikap ewuh pakewuh pada kondisi paska pemulihan itu terjadi, maka saling mengakrabkan diri untuk melupakan hal yang pernah terjadi adalah kunci dari segalanya. Berhubungan layaknya tanpa jarak dan hangat merupakan dambaan siapa saja yang ingin menjadikan kawan bagaikan saudara.
Tuti/posbante