PENDIDIKAN NON-FORMAL PESANTREN RIYADHUL JANNAH di DESA SUKAMULYA
Bogor Kab, postbanten.net
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok Social Youth oleh Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia tahun akademik 2022 yang dilaksanakan di Kampung Mulyasari, Desa Sukamulya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, jumat (11/03).
Kampung Mulyasari masih terjaga keasrian dan kealamiannya dengan pepohonan rimbun dan sawah di sekelilingnya. Untuk menuju kampung Mulyasari membutuhkan perjalanan yang cukup sulit,
“Karena akses jalan yang masih berbatu, berliku dan curam sehingga membuat semua aktivitas keluar masuk kampung, fasilitas kesehatan dan transportasi menjadi serba terbatas”, kata Abi Sofiyan.
Ditengah keterbatasan, kampung Mulyasari yang berada di kawasan perbukitan yang cukup tinggi yaitu berada dibalik Gunung Pancaniti, kampung ini memiliki satu lembaga pendidikan Non-Formal, yaitu pondok pesantren Riyadhul Jannah Pakubumi.
Ponpes ini berdiri sejak tahun 2017 dipimpin oleh Ustad Sholihin atau lebih akrab dipanggil dengan sebutan Abi Sofyan.
Pada proses awal mula pembangunan ponpes ini dibantu oleh organisasi Jejak Pertolongan Indonesia (JPI), organisasi tersebut berfokus kepada pondok pesantren yang tertinggal atau di pelosok-pelosok desa.
Pondok pesantren Riyadul jannah merupakan ponpes berbasis sosial yang berfokus kepada anak-anak kurang beruntung dan berlatar belakang keterbatasan ekonomi (ekonomi dibawah rata-rata) namun disamping keterbatasan itu, santri dan santriwati ponpes memiliki semangat belajar yang tinggi.
Ponpes ini memiliki kurang lebih dari 100 santri dan santriwati yang didominasi dengan santriwati, jumlah tenaga pendidik ponpes memiliki tiga pendidik (Ustadz).
Adapun sistem pembelajaran di ponpes Riyadhul Jannah yaitu salafi Ahlussunah Wal Jama’ah dan mendalami ilmu agama seperti ilmu alat (nahwu, shorof), fiqih, tauhid dan kitab kuning lainnya.
Muhammad Fattah selaku Rois Santri Pondok Pesantren Riyadul jannah menyatakan bahwa “Pondok hanya mewajibkan santri membayar kas setiap bulan untuk kebutuhan sehari-hari”. Santri hanya perlu membayar kas bulanan kurang dari 20.000 Rupiah.
Kata Muhammad Fattah, dalam makanan pokok keseharian santri dan santriwati ponpes seperti beras ditanggung oleh pimpinan ponpes, dan lauk-pauk didapatkan dari iuran para santri sebesar 2.000 rupiah untuk dua kali makan dalam sehari. Pembiayaan pendidikan ponpes ini gratis, sehingga sangat memudahkan santri yang belajar di pesantren ini.
Pondok Pesantren Riyadhul Jannah membutuhkan berbagai sarana dan prasarana sebagai penunjang kebutuhan para santri dan santriwati.
Seperti kamar mandi yang masih perlu di renovasi serta akses jalan yang masih kurang mendukung. Ponpes ini belum memiliki tenaga pengajar perempuan (Ustadzah) untuk santriwati.
Namun, disamping kekurangan tersebut, santri dan santriwati ponpes masih bisa memanfaatkan beberapa sarana dan prasarana yang tersedia, sehingga cukup memenuhi kebutuhan-kebutuhan santri.
“Seperti asrama dapat digunakan sebagai tempat beristirahat dan kegiatan halaqoh, melakukan kegiatan-kegiatan positif, seperti: Muhadloroh (Public Speaking), Jum’at Bersih, Pembacaan Manaqib Tuan Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani dan melaksanakan kegiatan di hari-hari besar Islam lainnya bersama warga sekitar”, katanya Muhammad Fattah .
Pondok pesantren Riyadul Jannah Pakubumi sangat membantu pendidikan di kampung Mulyasari karena tidak adanya pendidikan formal yang layak bagi anak-anak.
Menurut Muhammad Fattah, hadirnya Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok Social Youth memberikan upaya-upaya pemberdayaan dibidang pendidikan Non-Formal ponpes yaitu dengan melakukan pemberian materi-materi pendidikan agama seperti pengenalan mufrodat (kosa kata dalam bahasa arab), mahfudhot (kata-kata mutiara dalam bahasa arab) dan fiqh atas rujukan kitab Safinatun Naja.
“Serta melakukan beberapa pengadaan dan perbaikan sarana ponpes. Di hari besar islam kelompok KKN Social Youth juga ikut serta dalam pelaksanaan acara Hari Besar Islam yaitu Isra Mi’raj bersama santri dan warga kecamatan Sukamakmur”, ujarnya
ade gunawan/postb