Meninggalnya Jaja menjadi keluarga korban menangis dan tersenduh-senduh kepergiannya Jaja.
Jakarta, postbanten.net
Korban pembacokan pihak kelurga korban sampai saat ini menerima kepergian Jaja, karena jaja juga termasuk anak pendiam dan tidak neko-neko.
“Kami juga minta pihak aparat agar tangkap pelaku pembacokan Jaja, sampai-sampai meninggal dunia oleh pelakunya”, kata Murtani (34) teman jaja.
Menurut Murtani, Meninggalnya Jaja menjadi keluarga korban menangis dan tersenduh-senduh kepergiannya Jaja.
Seolah keluarganya belum rela jaja meninggal di bacok oleh kawanan perampok.
“Kami minta pada Komisi Yudisial (KY) agar di minta pelakunya pembacokan anaknya di hukum berat”, katanya Yudiasyah (43)
Menurut Yudiansyah kami belum terima anak kami meninggal secepat itu, agar para pihak Ky agar pelakunya di hukum berat.
Ketua Komisi Yudisial (KY) Paruh II Periode Juli 2018-Desember 2020 Jaja Ahmad Jayus, yang sebelumnya menjadi korban pembacokan, meninggal dunia pada Jumat, 21 April 2023.
“Doa kepada Pak Jaja yang sudah mendahului kita semua.
Keluarga besar Komisi Yudisial sangat berbelasungkawa atas kepergian Pak Jaja,” ujar Juru Bicara Komisi Yudisial Miko Ginting, dikonfirmasi ANTARA dari Jakarta, Jumat.
Jaja Ahmad dikabarkan meninggal dunia setelah menjadi korban pembacokan pada Selasa (28/3).
Kasus pembacokan yang menimpa Jaja itu diketahui terjadi sekitar pukul 15.00 WIB di perumahan yang berada di Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Rumah eks Ketua KY itu berada di Komplek GBA Blok F yang letaknya berbatasan antara Kabupaten Bandung dan Kota Bandung.
“Semoga keluarga diberi kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi kedukaan ini,” tutur Miko.